Kisah ini berawal dari zaman dahulu kala yang menceritakan adanya
seorang pria di kalangan Bani Israil yang secara berkelanjutan melakukan
kefasikan sehingga penduduk di negerinya merasa resah, tapi kedurhakaan
pria tersebut tidak dapat dihentikan oleh warga karena mereka tidak
memiliki keberanian dan kekuatan yang cukup. Satu-satunya perlawanan
yang dilakukan oleh para penduduk adalah berdoa dan merendahkan diri
mereka di hadapan Allah. Anak durhaka yang masuk surga menjadi sebuah
kisah yang dipertanyakan oleh banyak orang karena bagaimana seorang yang
durhaka kemudian bisa masuk surga yang menjadi tempat bagi orang-orang
baik dan sholeh?
Allah pada akhirnya menurunkan wahyu dan orang istimewa yang kepadanya
diturunkan wahyu adalah Nabi Musa. Allah memberitahunya ada seorang
pemuda yang hidup dengan durhaka dan membuat penduduk resah, namun
mereka tidak mempunyai kuasa untuk mengusir pemuda tersebut. Penduduk
khawatir karena ulah kefasikan pemuda tersebut malah membuat penduduk
sekitar ikut terkena api neraka, maka Allah memerintahkan Nabi Musa
untuk mengusirnya. Benarlah Nabi Musa menuruti apa yang diperintahkan
Allah, menemui dan mengusir si pemuda durhaka. Akhirnya si pemuda pun
meninggalkan desa tersebut dan beralih ke desa lain.
Anak durhaka pada orang tua dan anak yang suka melakukan kefasikan tentu
akan membawa keresahan bagi warga yang tinggal dekat dengan anak
tersebut. Pada kisah ini, pemuda tersebut akhirnya terus-terusan diusir
oleh warga desa hingga akhirnya ia sampai di sebuah padang pasir yang
sama sekali gersang. Karena di gurun pasir tersebut tidak terdapat
makhluk-makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan, maka sang pemuda pun
jatuh sakit. Ia terbaring dan tidak ada satupun orang yang menolongnya.
Dari kondisinya yang sekarat seperti itu di padang pasir panas nan
ganas, ia mengatakan kepada dirinya sendiri berandai-andai bahwa seluruh
keluarganya ada di sampingnya.
Ketika mengingat dan membayangkan keluarganya serta perasaan
keluarganya, kisah anak durhaka ini masih berlanjut dimana ia kemudian
mengatakan sesuatu kepada Allah. Ia mengatakan kepada Allah bahwa Ia
telah memisahkannya dari orang tua, istri dan anak-anaknya, kemudian ia
memohon supaya Allah tidak memutuskannya dari rahmat Allah. Si pemuda
menyatakan kepada Allah bahwa hatinya telah terbakar karena dipisahkan
oleh orang-orang yang mencintainya, namun ia berharap Allah tidak
membakarnya dengan api neraka yang diberikan oleh Allah oleh karena
segala kefasikan yang sudah ia lakukan. Setelah mendengar doa dan
pengharapan dari si pemuda, Allah mengutus seorang bidadari dengan rupa
seperti ibundanya, anak-anak dan istrinya serta malaikat yang rupa
dirinya seperti ayahandanya.
Anak durhaka dalam Islam memang seharusnya masuk ke dalam neraka, tapi
setelah permohonannya kepada Allah dan pengutusan bidadari serta
malaikat oleh Allah, hati si pemuda pun terhibur yang pada akhirnya
meninggal di dalam keadaan yang sudah terampuni dan dianggap suci. Belum
selesai sampai di situ, Nabi Musa diutus sekali lagi oleh Allah untuk
pergi ke padang untuk mengurus jenazah si pemuda dan memakamkannya. Satu
hal yang mengherankan Nabi Musa di sini adalah adanya para bidadari
yang mengelilingi jenazah pemuda tersebut.
Ketika Nabi Musa bertanya soal hal tersebut, Allah pun menjawab bahwa
benar adanya pemuda itu merupakan pemuda fasik. Namun Allah telah
mengampuninya dan merahmatinya karena ia tidak lagi berdaya. Selama masa
ketidakberdayaan itu, si pemuda hanya mengadu kepada Allah sehingga
Allah menyayanginya. Terlebih, jika seorang manusia meninggal di area
terpencil dan dalam kondisi terasing, maka seluruh penghuni langit dan
bumi akan merasa kasihan dan menangisinya.
0 Response to "Kisah Anak Durhaka yang Masuk Surga "
Post a Comment